Oleh : Sawitri Eny Basuki, S.Pd.AUD
Guru TK 01 Gentungan, Mojogedang, Karanganyar, Jawa Tengah

Pendidikan anak jenjang Taman Kanak-kanak (TK) merupakan kunci dalam membentuk kepribadian anak dan mempersiapkan mereka untuk jenjang sekolah selanjutnya (Aras, 2021). Pendidikan taman kanak-kanak berfungsi sebagai penghubung antara kehidupan keluarga dan masyarakat yang lebih besar, yaitu sekolah dasar dan lingkungan lainnya (Harahap et al., 2021). Nilai-nilai karakter yang ada jika dibentuk dengan baik, akan menjadi pondasi dan dasar kepribadian anak saat ia dewasa. Guru, orang tua, staf sekolah, dan masyarakat harus menyadari pentingnya pendidikan karakter dalam membatasi perilaku, meningkatkan nilai-nilai individu dengan menjadi panutan bagi anak didik, dan menyediakan lingkungan yang mendukung pendewasaan mereka.

Karakter lebih dari sekedar bakat intrinsik individu dan merupakan hasil dari perkembangan manusia dan lingkungan tempat mereka hidup dan bertumbuh, slaah satunya karakter social. Karakter sosial ialah salah satu komponen pendidikan karakter, yang memerlukan pembangunan nilai-nilai kemanusiaan bagi individu. Aspek sosial ini penting karena mencakup kontak manusia dalam kehidupan mereka. Karakter sosial yang berkembang dalam diri seseorang mempersiapkan mereka berdampingan hidup dengan suasana kasih sayang, demokrasi, saling menghargai, damai, gotong royong, dan saling peduli. Kecerdasan emosional anak didik dipengaruhi oleh karakter sosialnya. Menurut Tetep, 2018) karakter sosial mengembangkan karakter setiap individu sehingga memiliki karakter seperti solidaritas, kesetiaan, perdamaian, pengorbanan diri, demokrasi, dan lain-lain yang mengajarkan bagaimana mengembangkan nilai-nilai sosial yang kuat dalam kehidupan untuk menyebarkan perdamaian di seluruh dunia.

Karakter sosial dimulai dengan kelahiran seorang anak dan berlanjut saat anak itu tumbuh dewasa di rumah, berinteraksi dengan teman-teman di kelompok bermain, sekolah, dan komunitas. Tanpa orang tua sadari, sikap negatif orang tua terhadap anak akan sangat merugikan sang anak. Seperti, jika orang tua memukuli dan menekan anaknya, anak akan mengembangkan sikap negatif, tidak percaya diri, pengecut, dan takut mengambil risiko hingga dewasa, di situlah nilai pengasuhan yang baik bagi anak-anak berperan. Menurut Adi (2022) karakter erat kaitannya dengan perilaku individu dalam membangun potensi diri agar dapat berkembang secara optimal. Karakter diperlukan untuk mencapai prestasi dalam pendidikan. Individu dengan karakter yang sangat baik mampu membuat penilaian dan bersedia menerima tanggung jawab atas akibat dari keputusan mereka.

Guru tentunya harus menjadi panutan bagi anak didiknya dan selalu ingin memberi contoh baik didalam maupun diluar lingkungan sekolah. Selain itu, guru berfungsi sebagai pengawas, memberi murid nasihat, insentif, dan penilaian baik dari segi perkembangan kognitif dan moral. Pada saat pembelajaran guru mencontohkan penerapan karakter yang baik kepada anak dan diterapkan ke guru-guru maupun teman sebayanya. Akan tetapi guru tidak hanya mencontohkan pada saat pembelajaran saja namun guru juga mengingatkan kepada anak agar selalu menunjukkan karakter baik, didalam maupun diluar kelas.

Lingkungan sekolah, selain lingkungan keluarga, memiliki peran penting untuk membentuk karakter anak sehingga pengajar harus menggunakan metode yang tepat dalam membentuk karakter anak. Guru harus terampil dalam memilih strategi atau pendekatan yang tepat untuk mendorong anak didik meningkatkan sikap sosialnya semaksimal mungkin. Salah satu metode yang dapat diterapkan guru Taman Kanak-kanak (TK) 01 Gentungan untuk meningkatkan karakter social anal adalah dengan metode pembiasaan.

Pembiasaan merupakan perilaku yang direncanakan untuk mempengaruhi seseorang yang dilakukan secara sengaja dengan berulang-ulang sehingga menjadi suatu kebiasaan bagi orang yang dipengaruhi. Dengan kata lain pembiasaan adalah tindakan yang dilakukan secara teratur. Dengan kebiasaan yang dilakukan seseorang, maka orang tersebut dalam melakukan kebiasaanya tanpa berpikir panjang, karena sudah menjadi kebiasaannya. Tujuan pembiasaan pada anak adalah agar anak terlatih dalam sebuah tujuan, sehingga anak benar-benar menanamkan kebiasaan itu dalam dirinya dan akan menjadi kebiasaan yang sulit ditinggalkan bagi anak tersebut. Pembiasaan menjadi cara yang efektif dalam menanamkan karakter pada anak usia dini, karena masa usia dini adalah masa emas, yaitu masa pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Anak akan menyerap dengan cepat apa yang didengar atau dilihatnya, kebiasaan yang baik yang dilihat dan didengar oleh anak akan menjadi kebiasaan yang baik pula yang akan dilakukan oleh anak hingga dewasa. Proses ini merupakan proses modeling, yaitu pembentukan sikap melalui proses asimilasi atau proses mencontoh

Program pembiasaan sebagai upaya meningkatkan karakter sosial anak di TK 01 Gentungan yaitu:  (1) pembiasaan bekerjasama, misalnya dengan menugaskan kerja berkelompok, diskusi bersama, permainan edukatif, dan orang tua mengajak anak lainnya untuk belajar bersama anak mereka akan menumbuhkan menumbuhkan anak memiliki rasa saling membantu. (2) pembiasaan tolong menolong untuk membangun empati, misalnya: meminjamkan alat tulis kepada teman yang tidak punya atau lupa membawa, mengumpulkan dana kemanusiaan ketika orang tua seorang teman meninggal, menjenguk teman ketika mengalami musibah atau sakit; (3) pembiasaan sikap saling menghormati dan mengharagai, misalnya menyapa jika bertemu guru atau temannya, menjawab salam guru ataupun teman sebayanya, bersikap sopan santun; (3) pembiasaan bertanggung jawab, misalnya menjaga kebersihan bersama dengan membuang sampah pada tempatnya.

Mengembangkan sifat tanggung jawab, saling membantu, saling menghargai, dan kerjasama dengan orang lain, anak-anak secara tidak langsung telah diajari untuk berempati demi kepentingan kelompok saat bekerja sama. Pendidikan karakter menjadi hal yang penting karena setiap anak memiliki perbedaan dalam sikap, berperilaku dan pemikiran. Pendidikan karakter melalui pembiasaan diharapkan dapat membekali anak untuk menjadi anak yang berpikiran luas, berkepribadian baik dan berkarakter sosial. Pembiasaan merupakan cara yang efektif dalam mengajarkan karakter sosial kepada anak usia jenjang Taman Kanak-kanak (TK), karena anak usia dini memiliki karakteristik meniru dari apa yang dilihat dan apa yang didengar. Meniru merupakan proses belajar alamiah pada setiap orang. Dengan memberikan pembiasaan yang baik akan ditiru oleh anak, yang kemudian akan diaplikasikan anak dalam kehidupan sehari-hari.